Pendidikan Dasar dan Menengah - Kisah Sukses

Istituto Comprensivo Statale G. Ungaretti, Italia

Meningkatkan keahlian siswa dengan memajukan guru.

Istituto Comprensivo Statale G. Ungaretti adalah sekolah negeri yang melayani komunitas lokal di Melzo, bekas kota industri dengan sebagian besar penduduknya merupakan keluarga berpenghasilan rendah. Sekolah ini memiliki 1.100 siswa berusia 3-14 tahun, dan 10% di antaranya adalah anak berkebutuhan khusus.

Untuk mempersiapkan semua siswanya agar sukses di dunia modern, kepala sekolah memiliki misi untuk memberikan pembelajaran luar biasa melalui akses yang sama terhadap alat digital. Mereka memilih untuk berinvestasi pada teknologi Apple karena fleksibilitas dan keserbagunaan yang ditawarkan iPad kepada siswanya — dan untuk program berkelanjutan yang mendukung pengembangan guru.

Bergabunglah dalam Pembelajaran Profesional Apple. Sekolah menggunakan alat serta sumber daya gratisnya untuk memastikan para pendidik memaksimalkan penggunaan teknologi Apple. Untuk staf yang ada, pembelajaran ini intuitif dan mudah diterapkan, dan untuk staf baru di masa depan, pembelajaran ini sepenuhnya mendukung pengembangan serta pertumbuhan mereka. Setelah mendapat saran awal dari para ahli di wilayah tersebut, sekolah tersebut kini mengadakan sesi pelatihan dengan praktik langsung bagi para pendidik untuk belajar dan berbagi pengetahuan.

Misalnya, untuk mempersiapkan pengajaran coding, guru berlatih memprogram robot Blue-Bot dengan aplikasi iPad sehingga dapat mengembangkan keahlian mereka sendiri. “Siklus yang ini adalah unsur mendasar untuk menyukseskan sekolah kami,” kata Francesca Testa, Spesialis Pembelajaran Profesional Apple dan Pendidik Kehormatan Apple di fakultas yang menjalankan sesi rutin untuk rekan-rekannya.

Landasan seperti ini memastikan bahwa guru-guru baru memiliki jalur pengembangan yang baik sementara para pengajar tetap terus mengembangkan praktik pengajaran mereka. Seiring dengan bertambahnya guru yang mempelajari dasar penggunaan iPad, mereka diberdayakan untuk menjelajahi program pengembangan lainnya, seperti Apple Teacher, tempat guru mendapat penghargaan dengan mempelajari keahlian baru sesuai dengan kecepatan belajar mereka.

Ketika mereka membawa metode belajar baru ke dalam kelas, siswa pun akan berkembang. Dalam pelajaran musik, siswa berkumpul di sekitar piano dan menulis musik mereka sendiri menggunakan Apple Pencil dengan Pages. Lalu, siswa yang lain menggunakan GarageBand untuk membuat dan merekam suara mereka sendiri bersama teman sekelasnya yang memainkan alat musik. Di kelas coding, siswa menggunakan CoSpaces Edu di iPad untuk membuat kreasi 3D dan Swift Playgrounds untuk membuat animasi dalam lingkungan AR dan VR.

Sekolah Dasar Lewis, Amerika Serikat

Menemukan potensi iPad sepenuhnya di dalam kelas.

Di tenggara Los Angeles di Downey, California, Sekolah Dasar Lewis memiliki 850 murid. Penerapan iPad di Lewis dimulai dengan memberikan satu perangkat untuk setiap dua murid. Artinya, iPad tersedia di setiap kelas, tetapi tidak semua guru tahu cara mengajar menggunakan perangkat tersebut. Di antara guru yang tahu, terdapat kurangnya konsistensi dan kontinuitas di seluruh kelas. Jadi, kepemimpinan berperan penting.

“Ini semua tentang mengubah pola pikir guru,” kata Pelatih Teknologi Instruksional, Leslie Neill. “Kami punya alat yang sangat andal, tetapi alat tersebut tidak akan berguna jika kami tidak bisa menunjukkan manfaatnya di kelas.“

Para pemimpin sekolah mulai mencontohkan penggunaan iPad di setiap kesempatan, seperti menayangkan layar dengan AirPlay di Apple TV, membagikan file dengan AirDrop, dan membuat catatan dengan Apple Pencil selama rapat. Untuk lebih menginspirasi penerapan dan meningkatkan kelancaran di kalangan pendidik, para pemimpin beralih ke sumber daya gratis, yaitu Pembelajaran Profesional Apple.

Tutorial Apple Teacher menjadikan peserta merasa nyaman dengan perangkat lunak iPad, Mac, dan Apple. Selain itu, Pelatih Pembelajaran Apple melatih pendidik dan administrator untuk melakukan sesi tatap muka dengan rekan-rekannya. Mereka menjawab pertanyaan, memberikan umpan balik, dan saling membantu demi memaksimalkan penggunaan perangkat Apple mereka.

Pendidik di Lewis kini merasa didukung saat mengambil risiko, mencoba hal baru, dan menemukan berbagai cara inovatif untuk menggunakan iPad di kelas mereka. Dengan menggunakan iPad, guru memberi murid berbagai cara baru untuk mengeksplorasi mata pelajaran yang mereka sukai.

Guru dan pemimpin Tim Teknis Lewis, Melissa Minahan, baru-baru ini merasa diberdayakan karena menyertakan podcasting ke dalam pelajarannya, dan hal ini menyemangati muridnya di kelas. Mereka meneliti subjek di Safari, menulis skrip di Google Docs, dan merekam audio di GarageBand, aplikasi yang digunakan untuk mengedit, menambahkan musik, dan membuat layer di efek suara dalam pembuatan podcast. “Sangat menyenangkan melihat murid mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari dengan cara baru dan inovatif semua tak bisa mereka lakukan tanpa iPad,” kata Melissa.

Dalam contoh pemberdayaan lainnya, guru dan penasihat Tim Berita Lewis, Susan Fisher, tidak memiliki latar belakang dalam produksi siaran, tetapi, berkat sumber daya Apple dan dukungan dari rekan-rekannya, program ini sukses besar. Muridnya menggunakan iPad untuk meneliti cerita, merekam wawancara, dan menulis skrip. Kemudian, mereka mengedit dan menyajikannya dengan iMovie. “Menurut saya, iPad satu-satunya alat yang mencakup segalanya,” kata Susan. “Anda memiliki komponen penelitian, alat penulisan, alat kreasi. Anda punya cara untuk menyuarakan pendapat Anda.”

Saat ini, pendidik di Lewis dengan percaya diri menggunakan iPad dan Mac. Mereka menjelajahi rasa keingintahuan mereka dan terus menemukan inspirasi di kelas. Hasilnya, banyak yang mendaftar ke Sekolah Dasar Lewis dan tingkat kehadiran serta keterlibatan siswa mengalami kenaikan sehingga menjadi inspirasi bagi sekolah lain di wilayah itu.

Berwyn South School District 100, Amerika Serikat

Keterlibatan lebih dalam.

Pencapaian lebih tinggi.

Dengan iPad.

Berwyn South School District 100 terletak di kota pinggiran di luar Chicago, Illinois, dengan enam sekolah dasar, dua sekolah menengah pertama, dan lebih dari 300 guru yang mengajar lebih dari 3.100 murid. Meskipun wilayah sekolah ini memiliki pendanaan yang lebih rendah, para pemimpin selalu berupaya untuk memastikan muridnya memiliki akses yang sama dalam menggunakan alat terbaik. Lebih dari satu dekade yang lalu, mereka mulai menghadirkan teknologi melalui program percontohan Mac 1:1 di sebuah kelas. Saat ini, rasio di wilayah ini 1:1 atau lebih tinggi untuk setiap murid dan pendidik.

Pengawas Mary Havis percaya bahwa hal terpenting adalah memastikan murid belajar, dan untuk melakukannya Anda harus memastikan murid terlibat. Hal ini memerlukan alat yang mendorong kolaborasi dan menginspirasi kreativitas. Dengan iPad, guru menikmati lebih banyak fleksibilitas dalam menyajikan pelajaran dan murid memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan pembelajaran dengan caranya sendiri.

Wilayah ini menawarkan program dua bahasa, yang memberikan murid kesempatan untuk menggunakan bahasa pertama mereka sembari mempelajari bahasa Inggris. Dengan kemampuan untuk mengganti bahasa dan wilayah papan ketik di seluruh sistem, iPad memudahkan murid mengetik, menggambar, atau mendiktekan dalam bahasa yang mereka pilih. Guru juga menikmati fitur peralihan yang mudah ini. Leticia Valadez, Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Komensky berkata, “Saya melihat iPad mampu meruntuhkan hambatan. iPad menjadikan kedudukan semua murid sama dan memungkinkan mereka mencapai potensi terbaiknya.”

Pengawas Havis percaya pada kekuatan pembelajaran dan pelatihan profesional yang berkelanjutan. Dia ingin menciptakan lingkungan di mana setiap orang belajar dan terus berkembang. Berwyn memanfaatkan semua penawaran Pembelajaran Profesional Apple, termasuk sumber daya yang bermanfaat, komunitas online, pelatihan tatap muka, dan lainnya. Wilayah ini juga merupakan pendukung utama program Pelatih Pembelajaran Apple, yang menciptakan keahlian teknis di tingkat wilayah dan sekolah sehingga bantuan selalu tersedia bagi guru saat mereka menghadapi tantangan.

Semua ini memberikan dampak yang nyata. Sekolah Dasar Komensky ditetapkan sebagai sekolah “Teladan” oleh negara bagian Illinois pada tahun 2022, yang berarti sekolah tersebut menduduki peringkat 10% teratas di seluruh negara bagian, tanpa ada kelompok murid yang bernilai buruk. Dengan kedelapan sekolah di wilayah ini yang ditetapkan sebagai Sekolah Unggulan Apple, Berwyn tidak berhenti di sini.

The Gardens School, Selandia Baru

Membantu guru mendukung kesejahteraan
murid dengan iPad.

Dengan badan siswa beragam yang terdiri dari 568 siswa, The Gardens School di South Auckland mengambil pendekatan holistik yang memadukan pembelajaran kolaboratif dan dukungan kesehatan bagi siswa. Tim kepemimpinan beranggotakan seluruhnya perempuan, yang dipimpin oleh Susannah Fowler dan Kate Gifford, dipelopori program BYOD iPad atau Mac pada tahun 2014, yang membantu mendukung pendekatan holistik ini.

Saat teknologi Apple memungkinkan adanya transisi yang mudah menuju pembelajaran kolaboratif jarak jauh selama masa pandemi, para pemimpin sekolah melihat banyak siswa sedang berjuang melawan kecemasan dan depresi. Mereka ingin siswa dan guru memiliki alat dan strategi terbaik untuk mendukung dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, jadi mereka menerapkan program kesehatan di seluruh sekolah.

“Kami ingin siswa dan guru berhasil menghadapi dunia pasca pandemi, tempat kesehatan positif dan ketahanan sama pentingnya dengan kesuksesan akademis. Kami ingin mereka data mengekspresikan perasaan mereka dengan cara‑cara baru dan alternatif. Program kesehatan kami terasa autentik dan organik — serta didukung oleh teknologi yang telah kami gunakan,“ kata Wakil Kepala Sekolah Kate Gifford.

Tim kesehatan yang terdiri dari enam orang guru membuat strategi lintas ekspresi sadar dan kreatif — seperti musik, memasak, dan berkebun — dan kemudian kegiatan kesehatan terpadu Di setiap langkah, aplikasi kuat dan teknologi Apple mendukung visi mereka.

Kini, siswa menjadi terhanyut dalam desin kain dengan aplikasi Tayasui Sketches School. Mereka menangkap siklus hidup tumbuhan luar biasa di kebun sekolah menggunakan Kamera dan Clips. Dan mereka mengeksplorasi emosi dengan membuat musik asli dengan GarageBand.

Kepala Sekolah Susannah Fowler menambahkan: “Pada pentas bakat sekolah kami yang terakhir, seorang siswi berusia 9 tahun menampilkan lagu GarageBand yang dibuatnya dalam ruang kesehatan khusus kami, Zen Den, tentang perlunya menjadi dirinya sendiri.”

Para siswa juga memiliki akses ke GoodSpace, platform aman dan rahasia yang menawarkan kepada mereka cara lain untuk menyampaikan perasaan mereka dan meminta dukungan dari tim kesehatan jika merken bedang berjuang. GoodSpace juga dapat membantu guru melihat bagaimana perasaan mereka dengan mengajukan pertanyaan sederhana, seperti “Berapa kali kamu merasa senang atau sedih pekan ini?”

Dan dengan aplikasi Hero di iPad, guru dapat mengawasi pekerjaan dan kemajuan siswa, dan membagikannya dengan keluarga mereka. Tim kesehatan juga dapat meninggalkan komentar bagi guru tentang siswa yang mungkin memerlukan dukungan dan perhatian ekstra di kelas. Susannah menambahkan, “Prioritas guru adalah mengajar, dan membiarkan para pemimpin sekolah dan tim kesehatan fokus pada hal lainnya.”

Dengan bantuan iPad dan Mac, The Gardens School telah memadukan kesehatan ke dalam tujuan pengajaran dan pembelajaran mereka. Hasilnya adalah pendekatan yang holistik dan berfokus kesehatan pada setiap pendidikan siswa.

Program CREATE École Secondaire Sisler High School, Kanada

Prototipe. Produksi. Publikasi. Dengan Apple.

École Secondaire Sisler High School adalah sekolah menengah terbesar kedua di Manitoba, dan sekolah ini mendukung komunitas BIPOC yang beragam. Saat para pemimpin wilayah melihat semakin besarnya permintaan pekerjaan digital dalam industri kreatif — seperti game, kode pemrograman, animasi, film, dan desain grafis — mereka berusaha memberikan jalan menuju karier-karier ini kepada pada siswa. Jadi, pada tahun 2015, mereka meluncurkan program CREATE di Sisler.

Didukung oleh teknologi Apple, CREATE meniru lingkungan industri di dunia nyata dengan pendekatan flipped classroom, yang disangga oleh kurikulum berisi matematika, sains, dan seni.

“Di Sisler, prioritas kami adalah kesuksesan siswa,” kata Kepala Sekolah Pat Graham. “Menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan mendorong siswa adalah kunci untuk mendukung siswa mengejar tujuan dan hasrat mereka.”

Performa Mac membuat siswa dapat mendesain serta merender grafis berkualitas tinggi dan komposisi audio kompleks tanpa mengorbankan efisiensi lintas kelas CREATE, mulai dari desain game hingga media digital. Dan fitur-fitur yang terpasang di macOS menyederhanakan alur kerja dan meningkatkan produktivitas — utilitas seperti Jepretan Layar dan QuickLook membuat tangkapan layar dan pratinjau pekerjaan mereka menjadi mudah.

Dan karena perangkat kerns dan perangkat lunak yang digunakan di kelas mencerminkan apa yang digunakan para profesional di studio, para siswa memiliki alat lengkap untuk membuat storyboard yang detail, film animasi, dan musik asli. Salah satu contohnya adalah film animasi singkat dan game, Roots on the Run, yang ditampilkan di CBC (Canadian Broadcasting Corporation) Kids.

Para siswa mudah berpindah antara Mac dan iPad untuk tugas yang dihadapi. iPad adalah palet luas tempat para siswa CREATE dapat menggambar, membuat storyboard, dan membuat prototipe ide-⁠ide mereka dengan mudah. Mereka membuat konsep dasar animasi di Procreate atau Keynote, lalu membagikan karyanya di saluran-saluran sosial untuk mendapatkan keterlibatan publik secara real time.

Sebagai bagian dari proyek akhir, siswa juga menghubungi para ahli dari Disney, Nickelodeon, dan Ubisoft melalui FaceTime dan aplikasi konferensi video lainnya untuk meminta masukan dan selanjutnya menyempurnakan ide-⁠ide mereka.

“Penggunakan teknologi canggih adalah kunci bagi program kami,” kata Kepala Departemen CREATE Department Head, Jamie Leduc. “Program ini memberikan kepada para siswa kami alat saat memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan mereka.”

70% alumni CREATE melanjutkan pendidikannya di bidang media digital atau bekerja di beberapa rumah media terbesar di Amerika Utara. Teknologi Apple membantu para siswa di Sisler High School mengembangkan kompetensi inti yang mereka perlukan untuk bersaing di pasar kerja yang kompetitif saat ini."

St Andrew’s Anglican College, Australia

Beralih ke Mac membuka banyak kesempatan baru.

St Andrew's Anglican College memiliki visi. Sekolah dasar dan menengah pemenang penghargaan di Sunshine Coast, Australia ini ingin menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan inovatif. Solusi yang diambil adalah berinvestasi pada perangkat ampuh dan andal yang mendukung tujuan — serta kebutuhan anggaran mereka.

Waktu itu, bagi mereka perangkat siswa lambat, tidak dapat diandalkan, dan terbatas pada internet dan pengolah kata. Perangkat tersebut juga sering menjadi sumber masalah TI dan serangan keamanan, sehingga banyak waktu yang dihabiskan untuk pemeliharaan, pemecahan masalah, dan perbaikan perangkat.

Salah satu cara yang berpotensi menjadi solusinya adalah uji coba MacBook Air pada tahun 2020 yang dipelopori Director of Knowledge Services, Brett Moller, sebagai upaya memanfaatkan kinerja ultra cepat dan daya tahan baterai sepanjang hari dari Mac. Para siswa menyukainya, hingga pada tahun 2021 seluruh sekolah menengah di sana beralih dari PC ke Mac. Kini, para guru mengungkapkan mereka melihat peningkatan interaksi, produktivitas, dan kreativitas siswa di seluruh sekolah.

Dengan kompatibilitas yang lancar antara Mac dan aplikasi pihak ketiga seperti Adobe Creative Cloud, Google Workspace for Education, dan Microsoft 365, semua orang dapat menemukan alat yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Di kelas rekayasa teknik, para siswa menggunakan SketchUp untuk memvisualisasikan ide sebelum membangun model, sedangkan di kelas seni Adobe Premiere dipakai untuk membuat animasi stop motion, dan di kelas kode pemrograman Swift Playgrounds untuk mewujudkan ide aplikasi mereka. Para guru dengan lancar mentransfer dan memeriksa tugas siswa menggunakan AirDrop, lalu berbagi dengan seluruh kelas melalui mirroring layar ke Apple TV sehingga drive USB tidak diperlukan lagi.

Tim TI menggunakan JAMF dan Apple School Manager untuk menyiapkan semua perangkat, tanpa harus memegangnya langsung. Setelah beralih ke Mac, masalah-masalah TI berkurang hingga lebih dari 90% dan fitur keamanan bawaan Mac, seperti enkripsi data maupun pembaruan otomatis, mengurangi masalah keamanan secara signifikan.

Jika dibandingkan dengan platform sebelumnya, pemimpin sekolah mendapati bahwa faktor berkurangnya permintaan TI dan ketahanan yang dimiliki menjadikan Mac pilihan yang paling hemat. Sejak peralihan platform, secara keseluruhan anggaran operasional TI turun rata-rata lebih dari 6% terlepas dari peningkatan pendaftaran perangkat dan biaya tambahan untuk fasilitas serta memperkuat keamanan. Sebagai hasilnya, anggaran dan personel yang dapat didedikasikan untuk hal yang terpenting, yaitu pembelajaran, pun meningkat.

Greenside Primary School, Inggris

Bagaimana iPad membantu hadirkan hasil tani ke meja makan di perkotaan.

Greenside Primary School adalah sekolah negeri yang melayani komunitas dengan beragam latar belakang ekonomi dan budaya di London. Bagi lebih dari 200 siswa sekolah ini, bahasa Inggris merupakan bahasa kedua. Greenside berkomitmen menyediakan akses pembelajaran merata, sehingga setiap siswa yang berusia 4-11 tahun dan setiap guru dibekali dengan iPad.

Pimpinan dan guru sekolah juga berkomitmen untuk mengedukasi anak-anak di kawasan perkotaan tentang dampak mereka terhadap alam sekitar, termasuk cara mengurangi sampah, membuat pilihan yang memperhatikan aspek keberlanjutan, dan mengonsumsi makanan lebih sehat. Deputy Head Georgina Webber memiliki semangat tinggi untuk mendorong kesadaran iklim dan telah memimpin pembangunan ruang hijau yang semarak dan pengembangan program untuk membantu mengurangi jejak karbon Greenside.

Didukung toko roti kecil di lokasi sekolah dan sepetak taman, Greenside mengembangkan program keberlanjutan yang sejalan dengan kurikulum STEAM mereka. Para siswa belajar menanam bahan makanan mereka sendiri di halaman kecil sekolah, sambil mengasah pengalaman bercocok tanam serta mendemonstrasikan pembelajaran mereka dengan cara baru di iPad.

Di dapur, siswa menggunakan Notes untuk mengikuti resep masakan, iMovie untuk membuat video petunjuk, dan Keynote untuk membuat label nutrisi. Di kebun, untuk memperoleh pemahaman tentang cara menanam hasil kebun yang kaya nutrisi, siswa menguji sampel tanah dan mencatat temuan dengan Numbers. Mereka juga melakukan panggilan FaceTime dengan petani di berbagai penjuru Inggris untuk mempelajari cara petani membudidayakan tanaman pangan secara berkelanjutan dalam skala besar.

iPad dan aplikasi asli telah mengubah cara siswa belajar dan mengekspresikan diri dengan cara yang paling sesuai bagi mereka. Dan para guru tergugah untuk berkreasi dengan Apple Education Community berkat sumber daya bermakna untuk rencana pembelajaran yang membantu melibatkan siswa dan menghemat waktu.

Executive Headteacher Karen Bastick-Styles menjelaskan, “iPad sangat serbaguna, hingga para siswa dapat mengambil pendekatan kreatif dalam pembelajaran dan mengembangkan pemahaman mereka tentang keberlanjutan, terlepas dari cara penyampaian pesannya.”

Di Greenside Primary School, pelajaran terpenting yang mereka petik adalah bahwa besar kecilnya sekolah seharusnya tidak mengekang gagasan-gagasan besar.

Mallya Aditi International School, India

Alat andal menginspirasi banyak cara yang menarik untuk belajar dan mengajar.

Bila diberdayakan, tidak ada yang mustahil bagi pengajar. Sekelompok guru penuh semangat di Mallya Aditi International School, sebuah sekolah swasta dari kelas 1 SD sampai 12 SMA, mereka-reka sebuah dunia tempat siswa dapat mengakses serangkaian alat luar biasa dan semua guru dapat menyusun kurikulum mereka sendiri yang kaya dan interaktif.

Pada tahun 2012, mereka memulainya dengan langkah kecil, dengan satu iPad untuk setiap guru. Sambutannya begitu positif hingga pada tahun 2014 pimpinan sekolah berinvestasi pada iPad, dan menyiapkannya bagi setiap siswa dan guru di seluruh sekolah dasar dan menengah. Berkat alat kreatif seperti kamera dan mikrofon internal di iPad, dan aplikasi canggih seperti iMovie, Clips, dan GarageBand, guru dapat memfasilitasi pembelajaran dengan cara yang paling efektif bagi mereka — dan para siswa.

Dalam satu kelas biologi, siswa membuat animasi GIF di Keynote hingga membuat sistem rantai makanan dengan hubungan saling ketergantungan menjadi hidup, dan memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran sekaligus mempelajari keterampilan kreatif yang berharga. Dan dengan Apple TV di setiap ruang kelas, siswa dengan mudah berbagi kreasi dan pembelajaran dengan seluruh kelas.

Sebelum menggunakan iPad, para guru berbagi rencana pembelajaran, catatan, dan tugas sesuai kebutuhan melalui drive USB atau email. Kini, mereka aktif berkolaborasi di aplikasi gratis dari Apple, seperti Pages, Keynote, dan Numbers. Dan sumber daya Pembelajaran Profesional Apple — termasuk tutorial sesuai permintaan di Learning Center — merupakan tempat yang dituju semua guru saat menggali ide-⁠ide kreatif.

Dari penawaran untuk pembelajaran profesional yang mengilhami rencana pembelajaran kreatif hingga alat yang membantu siswa mengekspresikan diri pada proses pembelajaran, iPad mendukung visi Mallya Aditi dalam menciptakan lingkungan ideal untuk kegiatan belajar-mengajar.

Scottish Borders, Skotlandia

Sebuah komunitas memperkenalkan iPad, dan membuka peluang untuk 68 sekolah.

Scottish Borders Council memutuskan untuk berinvestasi dalam teknologi untuk semua sekolah di seluruh wilayah mereka sebagai komitmen terhadap masa depan komunitas. Mereka ingin memberi para siswa akses yang sama untuk belajar, dan menyediakan alat pengajaran yang intuitif serta mudah digunakan untuk mengajar bagi para pendidik. Mereka membutuhkan perangkat yang bekerja dengan baik secara offline maupun online untuk mengatasi hambatan yang disebabkan oleh akses jarak jauh di daerah mereka. Mereka juga tahu bahwa kaum muda di komunitas mereka harus mengembangkan keterampilan penting untuk berkembang di dunia yang semakin digital.

Council mempertimbangkan Apple di samping alternatif lainnya. Dengan berbagai fitur dan sumber daya pembelajaran profesionalnya, iPad menonjol sebagai alat terbaik untuk mengajar dan belajar. Mereka membuat rencana yang disebut “Menginspirasi Pembelajaran” yang mengarah pada pembiayaan dan penyebaran ribuan perangkat di wilayah seluas kurang lebih 4.600 km persegi.

“Kami ingin memperlihatkan seberapa besar penghargaan kami terhadap pendidikan,” ucap David Robertson, Chief Financial Officer Scottish Borders Council. “Kami melihat total biaya kepemilikan: biaya awal perangkat, nilai sisa yang dapat kami peroleh dari perangkat, kesepakatan cicilan dengan Keuangan Apple. Bagi kami, Apple memberikan penawaran harga terbaik.”

Setelah menerapkan iPad dan Pembelajaran Profesional Apple di 68 sekolah dasar dan menengah, para pendidik melihat perubahan besar di ruang kelas mereka. Dengan iPad, para pendidik membuat pelajaran yang lebih interaktif daripada sebelumnya. Mobilitasnya memungkinkan pengalaman belajar yang menghanyutkan dari mana saja, termasuk di rumah selama pandemi. Keserbagunaan iPad juga mendukung seluruh kurikulum — mulai dari pelajaran tentang hortikultura di mana siswa menggunakan Clips untuk membuat film tentang tanaman asli setempat hingga pelajaran bahasa Inggris di mana mereka menggunakan Keynote untuk menghidupkan kisah Macbeth.

D’Incao Instituto de Ensino, Brasil

Sekolah berikut mengedepankan dampak nyata bersama teknologi Apple di dalam dan luar ruang kelas.

Di D’Incao Instituto de Ensino di Brasil, siswa tidak hanya belajar tentang perubahan positif — mereka mewujudkannya. Direktur dan pendiri sekolah Pedro D'Incao, bersama saudara laki-lakinya yang juga salah satu pendiri, Carlos D'Incao, memilih untuk membawa teknologi Apple ke dalam kelas sejak hari pertama. Sekolah menangani masalah seperti perubahan iklim dan keadilan sosial, dan mereka menemukan bahwa Apple adalah mitra sempurna yang juga menganut nilai-nilai yang sama seperti mereka.

“Pengetahuan itu lebih dari sekadar kata-kata dalam buku. Segalanya terhubung. Ini bukan sekadar pelatihan dalam mata pelajaran seperti fisika atau sejarah atau kode pemrograman, tetapi menunjukkan bagaimana mengintegrasikannya ke dunia nyata,” ucap Pedro D’Incao. “Itulah salah satu alasan mengapa setiap siswa di sini memiliki iPad. Kami telah melihat perbedaan dalam cara siswa belajar ketika mereka dapat menerapkannya di lapangan.”

Setiap siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah diperlakukan sebagai pembuat perubahan, dan mereka didorong untuk memberikan dampak bagi dunia dan masyarakat. Satu kelas biologi berfokus pada pembelajaran tentang golongan darah. Setelah memperoleh keterampilan kode pemrograman melalui sumber daya Semua Orang Bisa Membuat Kode Pemrograman dari Apple, para siswa menggunakan iPad untuk membuat aplikasi yang menghubungkan bank darah dengan orang-orang yang membutuhkan transfusi.

Membawa serta pembelajaran mereka ke luar kelas, kelas ilmu lingkungan hidup mendatangi sungai terdekat untuk menyelidiki pasokan air lokal. Mereka membawa iPad dan sensor nirkabel untuk mengumpulkan data tentang kualitas air, merekam video untuk mendokumentasikan pengalaman mereka, dan membuat presentasi Keynote untuk berbagi temuan mereka dengan pemerintah setempat.

Montgomery County Public Schools, Maryland, Amerika Serikat

Satu wilayah mempelajari kode pemrograman sebagai jalan menuju kesetaraan. Dan menuju lapangan kerja.

Montgomery County Public Schools memiliki lebih dari 161.000 siswa, dan banyak dari mereka berasal dari masyarakat yang belum terjangkau dan kurang terwakili. Mempersiapkan mereka agar sukses menjadi hal yang teramat penting. Ketika Dr. Monifa B. McKnight, pengawas wilayah, menyadari bahwa peluang bagi para siswa dapat berkembang jika mereka belajar kode pemrograman, ia menerapkan program baru menggunakan produk Apple dan bahasa pemrograman Apple yaitu Swift.

Sebagai bagian dari program tersebut, Dr. McKnight bekerja sama dengan pakar ekonomi lokal dan pejabat negara bagian untuk mencari tahu di mana peluang kerja di daerahnya yang sedang berkembang. Dengan berkembangnya bioteknologi dan keamanan siber, ia memastikan bahwa siswa di sekolahnya memiliki keterampilan yang mereka butuhkan untuk bekerja di industri tersebut — termasuk desain aplikasi, pengembangan perangkat lunak, dan pemahaman tentang alat dan platform terbaru.

Salah satu inisiatif yang paling sukses di wilayah ini adalah Montgomery Bisa Membuat Kode Pemrograman, program musim panas yang diluncurkan pada tahun 2019. Program ini didasarkan pada panduan Semua Orang Bisa Membuat Kode Pemrograman Apple, yang membantu siswa dari segala usia belajar tentang rekayasa perangkat lunak. Program ini memberikan kesempatan kepada para siswa kelas 6 SD, kelas 1 SMP, dan kelas 2 SMP agar bisa menggunakan iPad untuk merancang aplikasi di Keynote serta membuat prototipenya di Swift. Montgomery Bisa Membuat Kode Pemrograman juga membantu menghubungkan siswa magang dengan peluang kerja di bisnis lokal, dan lebih dari 3.000 siswa telah berpartisipasi. Program tersebut bahkan mengilhami ignITe Hub di Montgomery College, ruang kolaboratif bagi komunitas yang lebih besar untuk belajar kode pemrograman dan keterampilan kewirausahaan.

“Montgomery County adalah tempat yang tepat untuk inisiatif kode pemrograman dengan Apple. Tanpa memandang status sosial ekonomi. Terlepas dari apa pun yang mungkin dilihat sebagai hambatan bagi seseorang. Program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang ada di komunitas mereka menggunakan alat terbaik. Dan hal itu sangat memberdayakan,” ucap Dr. McKnight.

Nowra Public School, Australia

Apple memudahkan TI dalam menerapkan perangkat, untuk kesuksesan sekolah.

Nowra Public School, sebuah sekolah yang berusia 160 tahun di daerah New South Wales, ingin mengaktifkan budaya kolaborasi di antara para pendidik. Mereka juga perlu memberikan lebih banyak kesempatan bagi populasi siswa dengan keberagaman sosial ekonomi — termasuk lebih dari 27% masyarakat pribumi Australia dan semakin banyak siswa yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Brad Tate, wakil kepala sekolah, dalam kemitraan dengan tim kepemimpinan sekolah, mengambil pendekatan berani: Ia membekali setiap siswa dan guru dengan iPad dan Apple Pencil, menyebarkan ratusan perangkat di seluruh sekolah.

Dengan Apple School Manager, kini Christopher Veljanovski sebagai petugas dukungan teknis di tempat dengan mudah menyediakan semua yang dibutuhkan para siswa dan guru di perangkat mereka. Setiap orang menerima ID Apple Terkelola yang unik, membuat orientasi terasa sangat mudah. Aplikasi Classroom memungkinkan pendidik mendistribusikan rencana pelajaran, dan meninjau pekerjaan siswa secara real time. Kemudian, aplikasi File di perangkat para pendidik memungkinkan mereka untuk berbagi pekerjaan secara pribadi dan aman.

Penerapan iPad sangatlah mudah sehingga para guru dapat berfokus untuk menciptakan budaya berkolaborasi. Dalam Apple Education Community, guru dapat mengakses berbagai sumber daya yang dibuat Apple dan para pendidik lainnya. Para guru Nowra berbagi pelajaran dan pembelajaran mereka untuk membantu guru-guru lain di seluruh dunia melibatkan siswa mereka.

“Dengan Apple, kami menciptakan sesuatu di atas dan di luar apa yang diharapkan semua orang dari sekolah umum regional. Sangat bagus bahwa orang-orang memperhatikan apa yang kami buat, namun bagian terbaiknya adalah respons yang kami terima dari siswa dan komunitas kami,” ucap Tate.

Panyapiwat Institute of Management Demonstration School, Thailand

Sumber daya Pembelajaran Profesional Apple menyegarkan mata pelajaran dan mendukung pelajar.

Di Panyapiwat Institute of Management Demonstration School, para pendidik menggunakan teknologi dengan cara yang kreatif dan menarik. Mereka juga diakui karenanya: Setiap guru bersertifikasi Apple Teacher, dan mendapatkan lencana melalui program Pembelajaran Profesional Apple gratis. Program ini mengajarkan keterampilan dasar kepada pendidik di iPad dan Mac, serta cara menggunakan aplikasi Apple yang dibuat khusus untuk pengajaran dan pembelajaran. Salah satu contohnya adalah aplikasi Schoolwork, yang memungkinkan para guru untuk berkolaborasi secara individual bersama siswa dengan mudah dan langsung — menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa dilihat, didengar, dan terhubung.

Akibatnya, para pendidik berinovasi di setiap mata pelajaran. Pelajaran sains menggabungkan kerja praktik langsung dengan augmented reality — siswa menggunakan iPad untuk meneliti topik, memvisualisasikan anatomi, dan melakukan pembedahan di dalam laboratorium. Di kelas matematika, para siswa menggunakan animasi di Keynote untuk lebih mengenali dan memahami logika di balik persamaan. Setiap orang juga diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang memanfaatkan pemikiran kreatif dan keterampilan memecahkan masalah, seperti bergabung dengan Swift Coding Club untuk mempelajari pengembangan aplikasi.

“Guru kami mendorong siswa untuk membangun kepercayaan diri dan mengeksplorasi potensi mereka sepenuhnya,” ucap direktur sekolah Anchalee Phuprasert. “Memberi guru kami pelatihan untuk memaksimalkan iPad pada akhirnya dapat membantu siswa mengekspresikan imajinasi dan menemukan minat mereka. Hal itu sangat penting bagi kami.”

Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, Singapura

iPad membantu sekolah Islam khusus putri untuk menjadikan mereka pemimpin.

Di Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, salah satu sekolah Islam tertua di Singapura, kepala sekolah Syed Mustafa memadukan teknologi modern dan nilai-nilai tradisional untuk menciptakan jalan bagi para siswa untuk menjadi pemimpin yang vokal. Ia mendorong budaya kreativitas, welas asih, dan kolaborasi — serta percaya bahwa teknologi adalah jalan untuk mengembangkan dan berbagi keterampilan berpikir kritis. Maka, selama 10 tahun terakhir, ia melengkapi setiap siswa dengan iPad, setiap pimpinan sekolah dengan Mac, dan setiap ruang kelas dengan Apple TV.

“Para siswa harus diberi kesempatan untuk berkreasi,” ucap Mustafa. “Mereka harus kritis dalam berpikir, dan cukup berani untuk membagikannya. Teknologi Apple membantu, sebab terkadang ketika Anda meminta siswa untuk menyuarakan pendapat, mereka mungkin merasa tidak mampu melakukannya. Namun dengan alat ini, bahkan siswa yang paling pendiam pun dapat didengar.”

Para siswa menggunakan iPad dan Apple Pencil untuk menulis dalam bahasa Arab tentang nilai-nilai Islam, budaya, dan pengalaman serta berbagi refleksi mereka dalam buku cerita digital. Setiap siswa juga belajar dan berlatih berbicara di depan umum dengan menceritakan kisah pribadi di Keynote, dan membagikannya dengan teman sekelas melalui Apple TV. Kemudian, mereka secara teratur menggunakan iPad untuk kegiatan yang melibatkan desain, termasuk kompetisi yang diselenggarakan belum lama ini untuk membuat seragam sekolah yang baru.

Di tahun terakhir mereka di Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, para siswa berpartisipasi dalam program kepemimpinan global yang memiliki dampak nyata pada komunitas pilihan mereka. Sekelompok siswa mengusulkan pembangunan perpustakaan di sebuah sekolah di Kampong Cham, Kamboja. Presentasi di Keynote dengan jelas menjabarkan rencana mereka, termasuk anggaran untuk memulai upaya penggalangan dana dan mewujudkan rencana mereka. Saat ini, perpustakaan tersebut melayani lebih dari 180 siswa.

Belajar
tanpa batas.

Istituto Comprensivo Statale G. Ungaretti, Italia

Sekolah Dasar Lewis, Amerika Serikat

Berwyn South School District 100, Amerika Serikat

The Gardens School, Selandia Baru

Program CREATE École Secondaire Sisler High School, Kanada

St Andrew’s Anglican College, Australia

Greenside Primary School, Inggris

Mallya Aditi International School, India

Scottish Borders, Skotlandia

D’Incao Instituto de Ensino, Brasil

Montgomery County Public Schools, Maryland, Amerika Serikat

Nowra Public School, Australia

Panyapiwat Institute of Management Demonstration School, Thailand

Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, Singapura

Cara Membeli

Hubungi kami.

Terhubung dengan Penjual Resmi Setempat Apple.

Cara Membeli

Hubungi kami.

Terhubung dengan Penjual Resmi Setempat Apple.

Belajar tanpa batas.

Istituto Comprensivo Statale G. Ungaretti, Italia

Istituto Comprensivo Statale G. Ungaretti, Italia

Sekolah Dasar Lewis, Amerika Serikat

Sekolah Dasar Lewis, Amerika Serikat

Berwyn South School District 100, Amerika Serikat

Berwyn South School District 100, Amerika Serikat

The Gardens School, Selandia Baru

The Gardens School, Selandia Baru

Program CREATE École Secondaire Sisler High School, Kanada

Program CREATE École Secondaire Sisler High School, Kanada

St Andrew’s Anglican College, Australia

St Andrew’s Anglican College, Australia

Greenside Primary School, Inggris

Greenside Primary School, Inggris

Mallya Aditi International School, India

Mallya Aditi International School, India

Scottish Borders, Skotlandia

Scottish Borders, Skotlandia

D’Incao Instituto de Ensino, Brasil

D’Incao Instituto de Ensino, Brasil

Montgomery County Public Schools, Maryland, Amerika Serikat

Montgomery County Public Schools, Maryland, Amerika Serikat

Nowra Public School, Australia

Nowra Public School, Australia

Panyapiwat Institute of Management Demonstration School, Thailand

Panyapiwat Institute of Management Demonstration School, Thailand

Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, Singapura

Madrasah Alsagoff Al‑Arabiah, Singapura

Cara Membeli

Hubungi kami.

Terhubung dengan Penjual Resmi Setempat Apple.

Dapatkan pembaruan dari Apple Education.

Belajar
tanpa batas.